Latar Belakang
Kerang
darah (A. granosa)
merupakan organisme perairan dari famili Pelecypoda kelas Mollusca yang bersifat
non selective filter feeder
dan menjadi konsumsi
masyarakat yang sangat digemari
sebagai salah satu menu utama hidangan
laut (sea food), namun pada sisi
lain banyak dijumpai kasus
keracunan makanan (food poisoning)
akibat mengkonsumsi kerang yang
telah terkontaminasi zat
atau senyawaberacun dan bahkan
tidak sedikit yang berakhir dengan
kematian. Secara umum,
penampakan kerang beracun dengan
yang tidak beracun akibat penyerapan
logam berat dari
perairan tercemar sulit dibedakan (Scheuer, 1994).
Sargassum sp.
merupakan rumput laut yang
sudah diketahui oleh
para peneliti dapat dimanfaatkan untuk industri makanan
dan minuman, pengobatan, industri
tekstil, cat dan kosmetik
serta merupakan sumber
alginat (Racmat, 1999). Buhani
dkk. (2008) juga menjelaskan bahwa
Sargassum sp. juga diketahui mempunyai
kemampuan dalam menyerap logam
berat seperti timbal (Pb) yang
beredar di suatu
perairan, sehingga juga
bisa dimanfaatkan sebagai biokontrol.
Biokontrol didefinisikan
sebagai pengurangan dampak negatif terhadap
populasi, zat atau
senyawa yang bersifat mengganggu pada
suatu kondisi lingkungan dengan
memanfaatkan peran aktif suatu organisme tertentu (Buhani dkk.,
2008).
Berdasarkan latar
belakang masalah yang telah
diuraikan di atas
maka perumusan masalah penelitian
ini adalah apakah Sargassumsp. dapat digunakan sebagai biokontrol terhadap
kandungan Pb yang
terserap oleh kerang
darah dan apakah terdapat
interaksi antara berat Sargassum sp.
dengan dosis Pb
yang dapat menurunkan kandungan
Pb yang terserap
oleh kerang darah.
Keberhasilan dalam penelitian
ini dapat diterapkan oleh
para pembudidaya maupun nelayan
pencari kerang, yaitu:
(i) meningkatkan keamanan dan kesehatan pangan, (ii) ketersediaan produk
kerang yang aman dan layak
dikonsumsi, (iii) ketahanan pangan dalam
bentuk penyediaan produk
kerang yang aman dan
layak dikonsumsi juga
akan mendukung penyediaan lapangan
kerja di bidang budidaya/nelayan pencari
kerang serta upaya pengentasan kemiskinan.
Pengambilan sampel
diupayakan secara konsisten pada area pengambilan kerang darah dan
lumpur di pantai
Kenjeran Surabaya dan tempat
tumbuh Sargassum sp. pada perairan pantai Pulau
Madura di Desa
Tanjung, Kecamatan Pademawu, Kabupaten
Pamekasan. Dilakukan pengamatan Sargassum
sp. dan kerang darah
yang meliputi data
primer (anatomi atau morfologi
dan berat) dan
data sekunder (lokasi pengambilan,
topografi dan habitat) dilakukan
secara detail. Kerusakan ekologi selama pengambilan sampel diupayakan
seminimal mungkin.
Pemeliharaan Rumput
Laut Sargassum sp. dan Kerang Darah Secara OutdoorKultur Sargassum
sp. dan kerang darah dilakukan secara outdoor
selama satu minggu dengan
menggunakan akuarium berukuran 60x50x50 cm 3yang diisi dengan air
laut dan di aerasi. Pada pemeliharaan Sargassum
sp. diberi tambahan pupuk NPK dan TSP setiap dilakukan penggantian medium
setiap tiga hari
sekali dengan dosis masing-masing 1 g:1 g (Alamsjah et al.,
2005). Pada pemeliharaa n
kerang darah diberikan
tambahan lumpur laut sebanyak 2 kg yang disesuaikan habitat
aslinya.
Penyiapan Media Penelitian Akuarim berukuran
60x50x50 cm 3 disterilkan dengan
cara dicuci menggunakan detergen dan
dikeringkan di bawah
sinar matahari langsung. Lumpur
laut dimasukkan akuarium steril
sebanyak 2 kg
pada masingmasing perlakuan,
selanjutnya ditambahkan air laut
secara pelan-pelan sebanyak
20 liter. Pb(NO 3)2 yang
telah ditimbang dilarutkan langsung pada
media setelah lumpur
telah mengendap di dasar
akuarium, kemudian diberikan aerasi
agar Pb(NO3)2 tersebar
secara merata.Kerang darah dimasukkan
terlebih dahulu dan diikuti
oleh Sargassum sp.
dengan selang waktu lima menit dari waktu pemberian Pb(NO3)2. Kondisi
seperti demikian dibiarkan selama satu
minggu tanpa ada
pergantian air.
Pengambilan sampel
untuk keperluan uji kandungan Pb di laboratorium dilakukan
secara hati-hati setelah penelitian
berlangsung selama satu minggu.
Sampel dibungkus wadah
plastik kemudian diikat dan
dimasukkan ke dalam kotak
steroform agar tidak
terkontaminasi kondisi oleh lingkungan luar.Analisis Kadar
Logam Berat Pb
yang Terserap Sargassum sp. dan Kerang DarahAnalisis kadar
Pb pada Sargassum
sp. dan kerang darah sebelum dan setelah penelitian dilakukan sepenuhnya
oleh Laboratorium Pengujian dan
Kalibrasi Baristand di
Jl. Jagir Wonokromo No. 360 B
Surabaya.
Hasil dan Pembahasan Kandungan Pb
Dalam Sargassum sp.
dan Kerang Darah Hasil
penghitungan ANOVA
menunjukkan dosis Pb
berpengaruh nyata
(p<0,05) terhadap jumlah
kandungan Pb yang terserap
oleh Sargassum sp.
selama perlakuan. Hasil tersebut
kemudian dilanjutkan dengan Uji BNJ yang
menunjukkan bahwa
hasil tertinggi diperoleh pada
perlakuan A3 (dosis
Pb(NO3)20,06 ppm) yang berbeda nyata dengan perlakuan A2 (dosis
Pb(NO3)2 0,03 ppm)
dan A1 (dosis Pb(NO3)2 0,015
ppm). Hasil penghitungan ANOVA yang lain menunjukkan interaksi
dosis Pb dengan berat
Sargassum sp. sebagai biokontrol tidak
berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kandungan
Pb yang terserap
oleh kerang darah. Data
hasil uji laboratorium terhadap kandungan
Pb rata-rata dalam Sargassum sp. dan kerang
darah pada setiapperlakuan.
KesimpulanSargassum sp. dapat digunakan sebagai biokontrol
terhadap kandungan Pb yang terserap oleh kerang darah, karena daya serap
Sargassum sp. terhadap Pb lebih besar daripada daya serap Pb
oleh kerang darah.
Tidak terdapat interaksi antara dosis
Pb dengan berat
Sargassum sp. yang dapat
menurunkan kandungan Pb
yang terserap oleh kerang darah.Sargassum sp. dapat digunakan sebagai biokontrol pada
lingkungan perairan yang terkontaminasi oleh
logam berat Pb.
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui berat
Sargassum sp. yang
mampu mengontrol logam berat Pb pada kadar tertentu.
Daftar Pustaka
Alamsjah, M.A.,
Hirao S., Ishibashi
F., and Fujita Y. 2005.
Isolation and Structure Determination of
Algicidal Compounds from Ulva
fasciata. Biosci. Biotechnol. Biochem. 69: 2186-2192.
Alamsjah, M.A.
2007. An Overview
of The Seaweed Cultivation in
Several Countries. National Seminar of Aquaculture
Development as a
Support for Increasing Indonesia Economy. Faculty of
Veterinary Medicine, Airlangga University, Surabaya, 27 November 2007. 12 pp.
Buhani, Suharso
dan Sumadi. 2008. Peningkatan Kapasitas
dan Selektivitas Asdorpsi Biomassa
Alga Terhadap Logam Berat dengan Teknik
Sol Gel. Fakultas MIPA
dan Fakultas Teknik. Universitas Lampung. Lampung. 6 hal.
Darmono. 1995.
Logam Dalam Sistem
Biologi Makhluk Hidup.
Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Effendie, M.1.
1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka
Nusantama. Yogyakarta. Hal
92-105.
Kadi, A.
2007. Beberapa Catatan
Kehadiran Marga Sargassum di
Perairan Indonesia. Bidang Sumber
Daya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi
LIPI. Jakarta. 14 hal.
Kusriningrum, R.S.
2008. Perancangan Percobaan. Fakultas
Kedokteran Hewan,
Universitas Airlangga. Airlangga University Press. Surabaya. Hal
5-69.
Murtini, J.T.,
Yusma Y., dan
Rosmawaty Peranginangin.
2003. Kandungan Logam Berat
Pada Kerang Darah
(Anadara granosa), Air Laut
dan Sedimen Di Perairan
Tanjung Balai dan
Bagan Siapiapi. Jurnal
Penelitian Perikanan Indonesia Volume 9 Nomor 5. 4 hal.
Narbuko, C.,
dan Achmadi, A.
2007. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Bumi Aksara. 44 hal.Phillips.
D.J.H. 1976. The
common mussel, Mytilus
edulis as an
indicator of pollution by
zinc, cadmium, lead
and copper. I. effect
of environmental variables
on uptake of metals.
Marine Biology 38:
59-69.
Rachmat, R. 1999. Kandungan
dan Karakteristik Fisiko Kimia
Alginat dari Sargassum sp.
yang Dikumpulkan dari Perairan
Indonesia. Lanoratorium Produk Alam
Laut, Puslitbang Oseanologi
LIPI. Jakarta. 8 hal.
Rahman, A.
2006. Kandungan Logam
Berat Timbal (Pb) dan
Kadmium (Cd) pada Beberapa
Jenis Krustasea Di
Pantai Batakan dan Takisung
Kabupaten Tanah Laut Kalimantan
Selatan. Progaram Studi Biologi
FMIPA Universitas Lambung Mangkurat. Kalimantan Selatan. 9 hal.
Scheuer, P.J.
1994. Produk Alami
Lautan dari Segi Kimiawi
dan Biologi. Terjemahan: Marine Natural
Product. IKIP Semarang Press. Semarang.
Suaniti, N.M.
2007. Pengaruh EDTA
Dalam Penentuan Kandungan Timbal
dan Tembaga Pada Kerang
Hijau (Mytilus viridis). Laboratorium
Kimia Analitik, Jurusan Kimia,
FMIPA Universitas Udayana. Bali.
7 hal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar