Rabu, 02 Juli 2014

Sargassum sp. SEBAGAI BIOKONTROL TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) YANG TERSERAP OLEH KERANG DARAH (Anadara granosa) Sargassum sp. AS BIOCONTROLL TO TIMBALE (Pb) HEAVY METAL CONTENS THAT ABSORBED BY SHELL (Anadara granosa)

Latar Belakang
       Kerang  darah  (A.  granosa)  merupakan organisme perairan dari famili Pelecypoda kelas Mollusca yang  bersifat  non  selective  filter feeder  dan  menjadi  konsumsi  masyarakat  yang sangat digemari sebagai salah satu menu utama hidangan  laut (sea food), namun pada sisi  lain banyak  dijumpai  kasus  keracunan  makanan (food  poisoning)  akibat  mengkonsumsi  kerang yang  telah  terkontaminasi  zat  atau  senyawaberacun dan bahkan tidak sedikit yang berakhir dengan  kematian.  Secara  umum,  penampakan kerang  beracun  dengan  yang  tidak  beracun akibat  penyerapan  logam  berat  dari  perairan tercemar sulit dibedakan (Scheuer, 1994).
       Sargassum  sp.  merupakan  rumput  laut yang  sudah  diketahui  oleh  para  peneliti  dapat dimanfaatkan  untuk  industri  makanan  dan minuman,  pengobatan,  industri  tekstil,  cat  dan kosmetik  serta  merupakan  sumber  alginat (Racmat,  1999).  Buhani  dkk.  (2008)  juga menjelaskan  bahwa  Sargassum  sp.  juga diketahui  mempunyai  kemampuan  dalam menyerap  logam  berat seperti timbal (Pb)  yang beredar  di  suatu  perairan,  sehingga  juga  bisa dimanfaatkan  sebagai  biokontrol.  Biokontrol didefinisikan  sebagai  pengurangan  dampak negatif  terhadap  populasi,  zat  atau  senyawa yang  bersifat  mengganggu  pada  suatu  kondisi lingkungan  dengan  memanfaatkan  peran  aktif suatu organisme tertentu (Buhani dkk., 2008).
      Berdasarkan  latar  belakang  masalah yang  telah  diuraikan  di  atas  maka  perumusan masalah penelitian ini adalah apakah Sargassumsp. dapat digunakan sebagai biokontrol terhadap kandungan  Pb  yang  terserap  oleh  kerang  darah dan  apakah  terdapat  interaksi  antara  berat Sargassum  sp.  dengan  dosis  Pb  yang  dapat menurunkan  kandungan  Pb  yang  terserap  oleh kerang darah.
      Keberhasilan  dalam  penelitian  ini dapat  diterapkan  oleh  para  pembudidaya maupun  nelayan  pencari  kerang,  yaitu:  (i) meningkatkan keamanan dan kesehatan pangan, (ii) ketersediaan produk kerang  yang aman dan layak dikonsumsi,  (iii) ketahanan pangan dalam bentuk  penyediaan  produk  kerang  yang  aman dan  layak  dikonsumsi  juga  akan  mendukung penyediaan  lapangan  kerja  di  bidang budidaya/nelayan  pencari  kerang  serta  upaya pengentasan kemiskinan.
       Pengambilan  sampel  diupayakan secara konsisten pada area pengambilan kerang darah  dan  lumpur  di  pantai  Kenjeran  Surabaya dan tempat tumbuh Sargassum  sp. pada perairan pantai  Pulau  Madura  di  Desa  Tanjung, Kecamatan  Pademawu,  Kabupaten  Pamekasan. Dilakukan  pengamatan  Sargassum  sp.  dan kerang  darah  yang  meliputi  data  primer (anatomi  atau  morfologi  dan  berat)  dan  data sekunder  (lokasi  pengambilan,  topografi  dan habitat)  dilakukan  secara  detail.  Kerusakan ekologi selama pengambilan sampel diupayakan seminimal mungkin.
     Pemeliharaan  Rumput  Laut  Sargassum  sp. dan Kerang Darah Secara OutdoorKultur Sargassum sp. dan kerang darah dilakukan  secara  outdoor  selama  satu  minggu dengan  menggunakan  akuarium  berukuran 60x50x50 cm 3yang diisi dengan air laut dan di aerasi. Pada pemeliharaan Sargassum  sp. diberi tambahan pupuk NPK dan TSP setiap dilakukan penggantian  medium  setiap  tiga  hari  sekali dengan dosis masing-masing 1 g:1 g (Alamsjah et  al.,  2005).  Pada  pemeliharaa n  kerang  darah diberikan tambahan  lumpur  laut sebanyak 2 kg yang disesuaikan habitat aslinya.

        Penyiapan Media Penelitian Akuarim  berukuran  60x50x50  cm 3 disterilkan  dengan  cara  dicuci  menggunakan detergen  dan  dikeringkan  di  bawah  sinar matahari  langsung.  Lumpur  laut  dimasukkan akuarium  steril  sebanyak  2  kg  pada  masingmasing  perlakuan,  selanjutnya  ditambahkan  air laut  secara  pelan-pelan  sebanyak  20  liter. Pb(NO 3)2  yang  telah  ditimbang  dilarutkan langsung  pada  media  setelah  lumpur  telah mengendap  di  dasar  akuarium,  kemudian diberikan  aerasi  agar  Pb(NO3)2  tersebar  secara merata.Kerang  darah  dimasukkan  terlebih dahulu  dan  diikuti  oleh  Sargassum  sp.  dengan selang waktu  lima  menit dari waktu pemberian Pb(NO3)2.  Kondisi  seperti  demikian  dibiarkan selama  satu  minggu  tanpa  ada  pergantian  air.
       Pengambilan  sampel  untuk  keperluan  uji kandungan Pb di laboratorium dilakukan secara hati-hati  setelah  penelitian  berlangsung  selama satu  minggu.  Sampel  dibungkus  wadah  plastik kemudian  diikat  dan  dimasukkan  ke  dalam kotak  steroform  agar  tidak  terkontaminasi kondisi oleh lingkungan luar.Analisis  Kadar  Logam  Berat  Pb  yang Terserap Sargassum sp. dan Kerang DarahAnalisis  kadar  Pb  pada  Sargassum  sp. dan kerang darah sebelum dan setelah penelitian dilakukan  sepenuhnya  oleh  Laboratorium Pengujian  dan  Kalibrasi  Baristand  di  Jl.  Jagir Wonokromo No. 360 B Surabaya.
       Hasil dan Pembahasan Kandungan  Pb  Dalam  Sargassum  sp.  dan Kerang Darah Hasil  penghitungan  ANOVA menunjukkan  dosis  Pb  berpengaruh  nyata (p<0,05)  terhadap  jumlah  kandungan  Pb  yang terserap  oleh  Sargassum  sp.  selama  perlakuan. Hasil tersebut kemudian dilanjutkan dengan Uji BNJ  yang  menunjukkan  bahwa  hasil  tertinggi diperoleh  pada  perlakuan  A3  (dosis  Pb(NO3)20,06 ppm) yang berbeda nyata dengan perlakuan A2  (dosis  Pb(NO3)2  0,03  ppm)  dan  A1  (dosis Pb(NO3)2  0,015  ppm).  Hasil  penghitungan ANOVA yang lain menunjukkan interaksi dosis Pb  dengan  berat  Sargassum  sp.  sebagai biokontrol  tidak  berpengaruh  nyata  (p>0,05) terhadap  kandungan  Pb  yang  terserap  oleh kerang  darah.  Data  hasil  uji  laboratorium terhadap  kandungan  Pb  rata-rata  dalam Sargassum  sp.  dan  kerang  darah  pada  setiapperlakuan.
       KesimpulanSargassum  sp. dapat digunakan sebagai biokontrol terhadap kandungan Pb yang terserap oleh kerang darah, karena daya serap Sargassum sp. terhadap Pb lebih besar daripada daya serap  Pb  oleh  kerang  darah.  Tidak  terdapat  interaksi antara  dosis  Pb  dengan  berat  Sargassum  sp. yang  dapat  menurunkan  kandungan  Pb  yang terserap oleh kerang darah.Sargassum  sp. dapat digunakan sebagai biokontrol  pada  lingkungan  perairan  yang terkontaminasi  oleh  logam  berat  Pb.  Perlu dilakukan  penelitian  lebih  lanjut  untuk mengetahui  berat  Sargassum  sp.  yang  mampu mengontrol logam berat Pb pada kadar tertentu.






Daftar Pustaka
Alamsjah,  M.A.,  Hirao  S.,  Ishibashi  F.,  and Fujita  Y.  2005.  Isolation  and  Structure Determination  of  Algicidal  Compounds from  Ulva  fasciata.  Biosci.  Biotechnol. Biochem. 69: 2186-2192.
Alamsjah,  M.A.  2007.  An  Overview  of  The Seaweed Cultivation in Several Countries. National  Seminar  of  Aquaculture Development  as  a  Support  for  Increasing Indonesia Economy. Faculty of Veterinary Medicine, Airlangga University, Surabaya, 27 November 2007. 12 pp.
Buhani,  Suharso  dan  Sumadi.  2008. Peningkatan  Kapasitas  dan  Selektivitas Asdorpsi Biomassa Alga Terhadap Logam Berat  dengan  Teknik  Sol  Gel.  Fakultas MIPA  dan  Fakultas  Teknik. Universitas Lampung. Lampung. 6 hal.
Darmono.  1995.  Logam  Dalam  Sistem  Biologi  Makhluk  Hidup.  Jakarta:  Universitas Indonesia Press.
Effendie,  M.1.  1997.  Biologi  Perikanan. Yayasan  Pustaka  Nusantama.  Yogyakarta. Hal 92-105.
Kadi,  A.  2007.  Beberapa  Catatan  Kehadiran Marga  Sargassum  di  Perairan  Indonesia. Bidang  Sumber  Daya  Laut,  Pusat Penelitian  Oseanografi  LIPI.  Jakarta.  14 hal.
Kusriningrum,  R.S.  2008.  Perancangan Percobaan.  Fakultas  Kedokteran  Hewan, Universitas  Airlangga.  Airlangga University Press. Surabaya. Hal 5-69.
Murtini,  J.T.,  Yusma  Y.,  dan  Rosmawaty Peranginangin.  2003.  Kandungan  Logam Berat  Pada  Kerang  Darah  (Anadara granosa),  Air  Laut  dan  Sedimen  Di Perairan  Tanjung  Balai  dan  Bagan  Siapiapi.  Jurnal  Penelitian  Perikanan  Indonesia Volume 9 Nomor 5. 4 hal.
Narbuko,  C.,  dan  Achmadi,  A.  2007. Metodologi  Penelitian.  Jakarta:  Bumi Aksara. 44 hal.Phillips.  D.J.H.  1976.  The  common  mussel, Mytilus edulis  as  an  indicator of pollution by  zinc,  cadmium,  lead  and  copper.  I. effect  of  environmental  variables  on uptake  of  metals.  Marine  Biology  38:  59-69.
Rachmat,  R.  1999.  Kandungan  dan Karakteristik  Fisiko  Kimia  Alginat  dari Sargassum  sp.  yang  Dikumpulkan  dari Perairan  Indonesia.  Lanoratorium  Produk Alam  Laut,  Puslitbang  Oseanologi  LIPI. Jakarta. 8 hal.
Rahman,  A.  2006.  Kandungan  Logam  Berat Timbal  (Pb)  dan  Kadmium  (Cd)  pada Beberapa  Jenis  Krustasea  Di  Pantai Batakan  dan  Takisung  Kabupaten  Tanah Laut  Kalimantan  Selatan.  Progaram  Studi Biologi  FMIPA  Universitas  Lambung Mangkurat. Kalimantan Selatan. 9 hal.
Scheuer,  P.J.  1994.  Produk  Alami  Lautan  dari Segi  Kimiawi  dan  Biologi.  Terjemahan: Marine  Natural  Product.  IKIP  Semarang Press. Semarang.

Suaniti,  N.M.  2007.  Pengaruh  EDTA  Dalam Penentuan  Kandungan  Timbal  dan Tembaga  Pada  Kerang  Hijau  (Mytilus viridis).  Laboratorium  Kimia  Analitik, Jurusan  Kimia,  FMIPA  Universitas Udayana. Bali. 7 hal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar