Letak geografis suatu wilayah adalah
keberadaan posisi wilayah tersebut sesuai dengan bentuk dan letaknya di bumi.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbentuk republik, terletak di
kawasan Asia Tenggara. Indonesia terletak di antara 6º LU – 11º LS dan 95º BT - 141º BT,
antara Lautan Pasifik dan Lautan Hindia, antara benua Asia dan benua Australia, dan pada
pertemuan dua rangkaian pergunungan, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterranean. Karena Indonesia terletak diantara 2 Benua (Benua Asia &
Australia)dan 2 Samudra (Hindia dan pasifik)
oleh karena itu sudah pasti wilayah indonesia
menjadi jalur perdagangan Internasional.Selain itu Indonesia tanah nya sangat
subur ,musimnya teratur,juga kaya dengan flora dan fauna karena letaknya di
dekat khatulistiwa. Dilihat dari lintangnya, Indonesia terletak di
antara 6º LU (Lintang Utara) dan 11º LS (Lintang Selatan). Letak lintang yang
sedemikian itu merupakan petunjuk bahwa:
Pada bagian
utara wilayah Indonesia ialah 6º LU dan paling selatan ialah 11º LS. (Tempat
paling utara ialah Pulau We dan tempat yang paling selatan
ialah Pulau Roti). Jarak lintangnya ialah
17º. Indonesia memiliki
lebih kurang 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas
perairan 3.257.483 km2. Karena letak geografisnya pula Indonesia mendapat
pengaruh berbagai kebudayaan dan peradaban dunia, serta secara alami
dipengaruhi oleh angin musim. Indonesia mempunyai iklim tropic basah yang
dipengaruhi oleh angin muson barat dan muson timur.
Beberapa keuntungan yang diperoleh berdasarkan
letak geografis Indonesia, antara lain sebagai berikut.
Indonesia yang terletak di antara dua
benua dan dua samudra memungkinkan menjadi persimpangan lalu lintas dunia, baik
lalu lintas udara maupun laut. Indonesia sebagai titik persilangan kegiatan
perekonomian dunia, antara perdagangan negara-negara industri dan negara-negara
yang sedang berkembang. Misalnya antara Jepang, Korea, dan RRC dengan
negara-negara di Asia, Afrika, dan Eropa.
Pusat-pusat integrasi Nusantara
berlangsung melalui pengusaan laut. Pusat-pusat integrasi itu selanjutnya
ditentukan oleh keahlian dan kepedulian terhadap laut, sehingga terjadi
perkembangan baru, setidaknya ada dua hal, yaitu (1) pertumbuhan jalur
perdagangan yang melewati lokasi-lokasi strategis di pinggir pantai, dan (2)
kemampuan mengendalikan (kontrol) politik dan militer para penguasa tradisional
(raja-raja) dalam menguasai jalur utama dan pusat-pusat perdagangan du
Nusantara.
Jalur-jalur perdagangan yang berkembang
di Nusantara sangat ditentukan oleh kepentingan ekonomi pada saat itu dan
perkembangan rute perdagangan dalam setiap masa yang berbeda-beda. Jika pada
masa praaksara hegemoni budaya dominan datang dari pendukung budaya Austronesia
dari Asia Tenggara Daratan. Pada masa itu Selat Malaka merupakan jalur penting
dalam pelayaran dan perdagangan bagi pedagang yang melintasi bandar-bandar
penting di sekitar Samudera Indonesia dan Teluk Persia. Selat itu
merupakan jalan laut yang menghubungkan Arab dan India di sebelah di sebelah
barat laut Nusantara, dan dengan Cina di sebelah timur laut Nusantara. Jalur
ini merupakan pintu gerbang pelayaran yang dikenal dengan nama“Jalur Sutra”.
Penamaan ini digunakan sejak abad ke-1 hingga ke-16 M, dengan komoditas kain
sutera yang dibawa dari Cina untuk diperdagangkan di Wilayah lain. Ramainya
rute pelayaran ini mendorong timbulnya bandar-bandar penting di sekitar jalur,
antara lain Samudera Pasai, Malaka, dan Kota Cina (Sumatra Utara sekarang).
Seiring dengan kian terbukanya jalur
niaga Selat Malaka dengan perdagangan dunia internasional, jaringan perdagangan
antarbangsa dan penduduk di Kepulauan Indonesia juga berkembang pesat selama
Hindhu-Budha. Jaringan dagang dan jaringan budaya antarkepulauan di Indonesia
itu terutama terhubungkan oleh jaringan laut Jawa hingga kepulauan Maluku.
Mereka secara tidak langsung juga terintegrasikan dengan jaringan ekonomi dunia
yang berpusat di sekitar Malaka, dan sebagian di pantai barat Sumatra seperti
Barus. Komoditas penting yang menjadi barang perdagangan pada masa itu adalah
rempah-rempah, sepaerti kayu manis, cengkeh, dan pala.
Karena letak geografisnya pula Indonesia
mendapat pengaruh berbagai kebudayaan dan peradaban dunia, serta secara alami
dipengaruhi oleh angin musim. Indonesia mempunyai iklim tropic basah yang
dipengaruhi oleh angin muson barat dan muson timur. Sekitar bulan Oktober-April
angin muson bertiup dari Asia ke Australia yang membawa banyak uap air dari
Samudra Pasifik sehingga menimbulkan musim hujan. Sekitar bulan April-Oktober
angin muson bertiup dari Australia ke Asia yang sedikit membawa uap air dari
Samudra Hindia sehingga menimbulkan musim kemarau. Iklim yang dimiliki ini
menyebabkan Indonesia hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Pengaruh musim tersebut di atas menyebabkan Indonesia menjadi negara
agraris. Pertanian di Indonesia maju pesat dan banyak menghasilkan beras,
jagung, sayur-sayuran, buah-buahan, karet, kopi, gula, tembakau, dan lain-lain
yang sangat berguna bagi kemakmuran dan keberlangsungan penduduk Indonesia,
secara ekonomi juga menjadi peluang untuk berperan serta dalam perdagangan
internasional. Letak geografis Indonesia mempunyai pengaruh terhadap aspek
ekonomi, aspek sosial, dan aspek budaya.
a. Pengaruh aspek ekonomi
Sebagai bangsa yang hidup di wilayah
persimpangan kegiatan perekonomian dunia, Indonesia tentu akan terlibat dalam
kegiatan tersebut. Keikutsertaannya akan memberi dampak yang positif bagi
negara dalam rangka meningkatkan prokdutivitas ekonomi dan menambah
sumber-sumber pembiayaan bagi pembangunan nasional. Dengan kemampuan menggali
dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada, Indonesia akan banyak memiliki pilihan
produk yang dapat dikembangnya sebagai komoditi perdagangan, baik untuk pasar
lokal maupun untuk pasar internasional.
b. Pengaruh sosial
Letak Indonesia berpengaruh juga
terhadap bidang sosial. Letaknya yang strategis memudahkan bangsa Indonesia
berhubungan dengan bangsa-bangsa lain sehingga proses interaksi sosial lebih
dinamis.
c. Pengaruh kebudayaan
Wilayah Indonesia yang terdiri atas
ribuan pulau yang dipisahkan oleh selat dan laut merupakan satu kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan. Kondisi tersebut melahirkan keanekaragaman bahasa, suku,
agama, dan kebudayaan. Keragaman tersebut menjadi kekhasan dan daya tarik
tersendiri bagi pihak-pihak luar serta memperkaya kebudayaan nasional.
Keanekaragaman ini dapat menjadi sumber penerimaan negara andalan melalui
industri pariwisata.
Keadaan geografis Indonesia dapat
menjadi suatu kekuatan dan kesempatan bagi perkembangan perekonomian kita, dan
sebaliknya dapat menjadi kelemahan dan ancaman bagi perekonomian kita. Dampak
positif dari letak geografis Indonesia ini tentu sangat menguntungkan dalam
pertumbuhan ekonomi terutama jika dimanfaatkan sebagai lalu lintas perdagangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar