Kamis, 17 Oktober 2013

Teknik Penanggulangan Tumpahan Minyak

Beberapa teknik penanggulangan tumpahan minyak diantaranya in-situ burning, penyisihan secara mekanis, bioremediasi, penggunaan sorbent dan penggunaan bahan kimia dispersan. Setiap teknik ini memiliki laju penyisihan minyak berbeda dan hanya efektif pada kondisi tertentu.
a)    In-situ burning adalah Cara ini membutuhkan ketersediaan booms (pembatas untuk mencegah penyebaran minyak) atau barrier yang tahan api. Beberapa kendala dari  cara ini adalah pada peristiwa tumpahan besar yang memunculkan kesulitan untuk mengumpulkan minyak dan mempertahankan pada ketebalan yang cukup untuk dibakar serta evaporasi pada komponen minyak yang mudah terbakar. Sisi lain, residu pembakara yang tenggelam di dasar laut akan memberikan efek buruk bagi ekologi. Juga, kemungkinan penyebaran api yang tidak terkontrol. Pengendalian pembakaran efektif dapat mengurangi jumlah minyak dalam air, jika dilakukan dengan benar. Tapi ini hanya bisa dilakukan di  angin rendah dan dapat menyebabkan polusi udara.

b)    penyisihan minyak secara mekanis melalui dua tahap yaitu melokalisir tumpahan dengan menggunakan booms dan melakukan pemindahan minyak ke dalam wadah dengan menggunakan peralatan mekanis yang disebut skimmer. Upaya ini terhitung sulit dan mahal meskipun disebut sebagai pemecahan ideal terutama untuk mereduksi minyak pada area sensitif, seperti pantai dan daerah yang sulit dibersihkan dan pada jam-jam awal tumpahan. Sayangnya, keberadaan angin, aur dan gelombang mengakibatkan cara ini menemui banyak kendala.

c)    bioremediasi yaitu mempercepat proses yang terjadi secara alami, misalkan dengan menambahkan nutrien, sehingga terjadi konversi sejumlah komponen menjadi produk yang kurang berbahaya seperti CO2 , air dan biomass. Selain memiliki dampak lingkungan kecil, cara ini bisa mengurangi dampak tumpahan secara signifikan. Sayangnya, cara ini hanya bisa diterapkan pada pantai jenis tertentu, seperti pantai berpasir dan berkerikil, dan tidak efektif untuk diterapkan di lautan.

d)    menggunakan sorbent yang bisa menyisihkan minyak melalui mekanisme adsorpsi (penempelan minyak pada permukaan sorbent) dan absorpsi (penyerapan minyak ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi mengubah fasa minyak dari cair menjadi padat sehingga mudah dikumpulkan dan disisihkan. Sorbent harus memiliki karakteristik hidrofobik,oleofobik dan mudah disebarkan di permukaan minyak, diambil kembali dan digunakan ulang. Ada 3 jenis sorbent yaitu organik alami (kapas, jerami, rumput kering, serbuk gergaji), anorganik alami (lempung, vermiculite, pasir) dan sintetis (busa poliuretan, polietilen, polipropilen dan serat nilon)

e)    Dengan dispersan kimiawi yaitu dengan memecah lapisan minyak menjadi tetesan kecil (droplet) sehingga mengurangi kemungkinan terperangkapnya hewan ke dalam tumpahan. Dispersan kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif yang disebut surfaktan (berasal dari kata : surfactants = surface-active agents atau zat aktif permukaan) (lebih jauh lihat : Dispersan Kimiawi, Salah Satu Solusi Pencemaran Minyak di Laut ).

f)     Profesor Eugene Rosenberg dari Universitas Tel Aviv di Israel telah menemukan suatu larutan organik yang efektif. Di dalam risetnya beliau menemukan suatu jasad renik bersel tunggal dalam jumlah besar yang dinamakan bakteri arthobactor yang dapat menguraikan dan membersihkan minyak, dan hanya menyisakan air yang jernih sebagai hasil akhirnya. Larutan pembersih minyak yang diproduksi oleh perusahaannya, BioPetroClean, dapat menangani air dan tanah yang tercemar, tempat penimbunan minyak, serta kapal tangki pembawa minyak. Larutan itu dirancang untuk dapat memenuhi standar lingkungan saat ini maupun yang akan datang dengan biaya rendah, delapan kali lebih murah daripada pembersihan dengan perangkat mekanis.

g)    Akselerator bioremedation bertindak sebagai agen menggiring dalam air dan di permukaan, molekul mengambang ke permukaan air, termasuk terlarut seperti fenol dan BTEX, aglomerasi membentuk seperti gel. Tingkat tidak terdeteksi dari hidrokarbon dapat diperoleh di air dan kolom air dikelola. Dengan overspraying kemilau dengan accelerator bioremediasi, kemilau dihilangkan dalam hitungan menit. Apakah diterapkan di darat atau di air, emulsi kaya nutrisi menciptakan mekar dari lokal, adat, pra-ada, bakteri memakan hidrokarbon. Mereka bakteri khusus memecah hidrokarbon ke dalam air dan karbon dioksida, dengan EPA tes menunjukkan 98% dari alkana dibiodegradasi dalam 28 hari, dan aromatik yang dibiodegradasi 200 kali lebih cepat daripada di alam mereka juga kadang-kadang menggunakan hydrofireboom untuk membersihkan minyak oleh mengambil jauh dari sebagian besar minyak dan terbakar itu.

h)    Dispersan bertindak sebagai deterjen, clustering sekitar tetesan minyak dan memungkinkan mereka untuk terbawa dalam air. Hal ini meningkatkan permukaan estetis, dan memobilisasi minyak. tetesan minyak yang lebih kecil, tersebar oleh arus, dapat menyebabkan kerusakan kurang dan mungkin menurunkan lebih mudah. Tetapi  tetesan minyak tersebar  menyusup ke dalam air yang lebih dalam dan mematikan dapat mencemari karang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa dispersan beracun untuk karang.

i)      Menggunakan Solidifiers, cara kerjanya membersihkan tumpahan minyak dengan mengubah keadaan fisik minyak tumpah dari cair ke semi-padat atau bahan karet-seperti yang mengapung di atas air. Solidifiers yang tidak larut dalam air, sehingga penghapusan minyak dipadatkan mudah dan minyak tidak akan leach keluar.


j)      Vacuum dan centrifuge : minyak bisa disedot bersama dengan air, dan kemudian centrifuge yang dapat digunakan untuk memisahkan minyak dari air - memungkinkan kapal tanker untuk diisi dengan minyak murni dekat. Biasanya, air dikembalikan ke laut, membuat proses lebih efisien, tetapi memungkinkan sejumlah kecil minyak untuk kembali juga. Masalah ini telah menghambat penggunaan sentrifugal karena peraturan Amerika Serikat membatasi jumlah minyak dalam air kembali ke laut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar