Beberapa teknik penanggulangan tumpahan
minyak diantaranya in-situ burning, penyisihan secara mekanis, bioremediasi,
penggunaan sorbent dan penggunaan bahan kimia dispersan. Setiap teknik ini
memiliki laju penyisihan minyak berbeda dan hanya efektif pada kondisi
tertentu.
a) In-situ burning adalah Cara ini membutuhkan ketersediaan
booms (pembatas untuk mencegah penyebaran minyak) atau barrier yang tahan api.
Beberapa kendala dari cara ini adalah pada peristiwa tumpahan besar yang
memunculkan kesulitan untuk mengumpulkan minyak dan mempertahankan pada
ketebalan yang cukup untuk dibakar serta evaporasi pada komponen minyak yang
mudah terbakar. Sisi lain, residu pembakara yang tenggelam di dasar laut akan
memberikan efek buruk bagi ekologi. Juga, kemungkinan penyebaran api yang tidak
terkontrol. Pengendalian pembakaran
efektif dapat mengurangi jumlah minyak dalam air, jika dilakukan dengan benar.
Tapi ini hanya bisa dilakukan di angin
rendah dan dapat menyebabkan polusi
udara.
b) penyisihan minyak
secara mekanis melalui
dua tahap yaitu melokalisir tumpahan dengan menggunakan booms dan melakukan
pemindahan minyak ke dalam wadah dengan menggunakan peralatan mekanis yang
disebut skimmer. Upaya ini terhitung sulit dan mahal meskipun disebut sebagai
pemecahan ideal terutama untuk mereduksi minyak pada area sensitif, seperti
pantai dan daerah yang sulit dibersihkan dan pada jam-jam awal tumpahan.
Sayangnya, keberadaan angin, aur dan gelombang mengakibatkan cara ini menemui
banyak kendala.
c) bioremediasi
yaitu mempercepat proses yang terjadi secara alami, misalkan dengan menambahkan
nutrien, sehingga terjadi konversi sejumlah komponen menjadi produk yang kurang
berbahaya seperti CO2 , air dan biomass. Selain memiliki dampak lingkungan
kecil, cara ini bisa mengurangi dampak tumpahan secara signifikan. Sayangnya,
cara ini hanya bisa diterapkan pada pantai jenis tertentu, seperti pantai
berpasir dan berkerikil, dan tidak efektif untuk diterapkan di lautan.
d) menggunakan
sorbent yang
bisa menyisihkan minyak melalui mekanisme adsorpsi (penempelan minyak pada
permukaan sorbent) dan absorpsi (penyerapan minyak ke dalam sorbent). Sorbent
ini berfungsi mengubah fasa minyak dari cair menjadi padat sehingga mudah
dikumpulkan dan disisihkan. Sorbent harus memiliki karakteristik
hidrofobik,oleofobik dan mudah disebarkan di permukaan minyak, diambil kembali
dan digunakan ulang. Ada 3 jenis sorbent yaitu organik alami (kapas, jerami,
rumput kering, serbuk gergaji), anorganik alami (lempung, vermiculite, pasir)
dan sintetis (busa poliuretan, polietilen, polipropilen dan serat nilon)
e) Dengan dispersan
kimiawi yaitu
dengan memecah lapisan minyak menjadi tetesan kecil (droplet) sehingga
mengurangi kemungkinan terperangkapnya hewan ke dalam tumpahan. Dispersan
kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif yang disebut surfaktan (berasal
dari kata : surfactants = surface-active agents atau zat aktif permukaan)
(lebih jauh lihat : Dispersan Kimiawi, Salah Satu Solusi Pencemaran Minyak di
Laut ).
f) Profesor
Eugene Rosenberg dari Universitas Tel Aviv di Israel telah menemukan suatu
larutan organik yang efektif. Di dalam risetnya beliau menemukan suatu jasad
renik bersel tunggal dalam jumlah besar yang dinamakan bakteri arthobactor yang dapat menguraikan dan membersihkan minyak, dan
hanya menyisakan air yang jernih sebagai hasil akhirnya. Larutan pembersih
minyak yang diproduksi oleh perusahaannya, BioPetroClean, dapat menangani air
dan tanah yang tercemar, tempat penimbunan minyak, serta kapal tangki pembawa
minyak. Larutan itu dirancang untuk dapat memenuhi standar lingkungan saat ini
maupun yang akan datang dengan biaya rendah, delapan kali lebih murah daripada
pembersihan dengan perangkat mekanis.
g) Akselerator
bioremedation bertindak
sebagai agen menggiring dalam air dan di permukaan, molekul mengambang ke
permukaan air, termasuk terlarut seperti fenol dan BTEX, aglomerasi membentuk
seperti gel. Tingkat tidak terdeteksi dari hidrokarbon dapat diperoleh di air
dan kolom air dikelola. Dengan overspraying kemilau dengan accelerator bioremediasi,
kemilau dihilangkan dalam hitungan menit. Apakah diterapkan di darat atau di
air, emulsi kaya nutrisi menciptakan mekar dari lokal, adat, pra-ada, bakteri
memakan hidrokarbon. Mereka bakteri khusus memecah hidrokarbon ke dalam air dan
karbon dioksida, dengan EPA tes menunjukkan 98% dari alkana dibiodegradasi
dalam 28 hari, dan aromatik yang dibiodegradasi 200 kali lebih cepat daripada
di alam mereka juga kadang-kadang menggunakan hydrofireboom untuk membersihkan
minyak oleh mengambil jauh dari sebagian besar minyak dan terbakar itu.
h) Dispersan bertindak sebagai deterjen, clustering sekitar
tetesan minyak dan memungkinkan mereka untuk terbawa dalam air. Hal ini
meningkatkan permukaan estetis, dan memobilisasi minyak. tetesan minyak yang
lebih kecil, tersebar oleh arus, dapat menyebabkan kerusakan kurang dan mungkin
menurunkan lebih mudah. Tetapi tetesan minyak tersebar menyusup ke
dalam air yang lebih dalam dan mematikan dapat mencemari karang.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa dispersan beracun untuk karang.
i) Menggunakan
Solidifiers, cara kerjanya membersihkan tumpahan
minyak dengan mengubah keadaan fisik minyak tumpah dari cair ke semi-padat atau
bahan karet-seperti yang mengapung di atas air. Solidifiers yang tidak larut
dalam air, sehingga penghapusan minyak dipadatkan mudah dan minyak tidak akan
leach keluar.
j) Vacuum dan centrifuge : minyak bisa disedot bersama dengan air, dan
kemudian centrifuge yang dapat digunakan untuk memisahkan minyak dari air -
memungkinkan kapal tanker untuk diisi dengan minyak murni dekat. Biasanya, air
dikembalikan ke laut, membuat proses lebih efisien, tetapi memungkinkan
sejumlah kecil minyak untuk kembali juga. Masalah ini telah menghambat
penggunaan sentrifugal karena peraturan Amerika Serikat membatasi jumlah minyak
dalam air kembali ke laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar